Jumat, 12 Juni 2015

Kaki di Kepala, Kepala di Kaki

Taukah kalian bagaimana rasanya ?
Kau tau kawan
Rasanya seperti hancur berkeping-keping
Pecahannya hanya tinggal kau singkirkan
Lalu dicampakkan ke dalam sampah

Pernahkah kau merasakan
Sesekali takdir begitu kejam
Ia melemparkan aku ke jalan penuh duri
Dan membiarkan aku melewatinya tanpa alas kaki
Bayangkan betapa sakitnya

Sementara..
Takdir lain berkata sebaliknya
Ia menuntunnya di jalan penuh kenyamanan
Segala hal baik-baik saja di hidupnya
Berkebalikan tentunya
Adilkah ?? Entahlah..

Aku benar-benar tak mengerti
Setiap hari aku bertanya, bertanya, bertanya dan bertanya
Mengapa, mengapa, dan mengapa
Terkadang takdir begitu kejam padaku
Mengapa dia bahagia
Dan mengapa aku sebaliknya

Aku benar-benar di titik jenuh
Aku tak bisa kembali dan aku tak bisa melangkah
Aku membeku, aku terpaku, dan tubuhku tak ingin menurutiku
Rasanya ingin berteriak, tapi mulutku terkunci
Ingin menangis, tapi air mataku mengering

Tak bisakah takdir sedikit lebih baik padaku
Tak bisakah aku sepertinya
Aku memang pengecut kupikir
Membandingkannya dengan orang lain memang salah
Aku di posisiku dan ia di posisinya
Tentulah akan berbeda hasilnya

Namun aku benar-benar tak tau harus bagaimana
Kakiku serasa berpindah di kepala
Dan kepalaku merosot ke kakiku
Semuanya terasa berat
Untuk tidurpun, aku harus berusaha keras
Agar aku benar-benar bisa tertidur

Tak pernah kutunjukkan kesedihanku
Tak pernah kutunjukkan kemarahanku
Karena aku tak ingin menyakiti siapapun dengan kedukaanku
Tapi taukah ?
Dalamnya diriku
Aku hancur, dadaku penuh sesak, dan senyumku memudar

Haruskah aku takut pada takdirku ?
Atau haruskah aku menyerahkan semua pada takdir ?
Aku harus bagaimana ?
Bisakah Engkau membantuku ?
Aku lelah dan aku takut



Tidak ada komentar:

Posting Komentar